Latest News

Sunday, 21 July 2013

JANGAN BIARKAN MASA LALU MENGHAMBATMU





JANGAN BIARKAN MASA LALU MENGHAMBATMU
(Baca: Kejadian 12:10-20)



Ketika merenungkan Firman Tuhan ini, saya mendapat kunjungan dari seorang teman yang sudah lama tidak bertemu.  Teman baik ini bercerita tentang apa yang terjadi dalam hidupnya sekitar 10 tahun terakhir.  Peristiwa kejatuhan moralnya harus ia tuai dengan aib dari orang-orang sekitar dan rasa  pahit muncul dari kekecewaan demi kekecewaan.  Apakah masa lalunya akan menghambat kariernya di masa kini?
Bila kita membaca ulang kisah hidup Abram dan kegagalan-kegagalannya, maka kesan pertama bisa jadi bahwa Abram bukan orang yang baik.  Abram mengingkari istrinya Sarai di depan banyak orang di Mesir.  Ia seolah tidak melindungi istrinya dan membiarkan berada dalam posisi dinikahi oleh Fir'aun.  Tampaknya Abram memiliki sikap pengecut, penakut dan egois. 
Kisah Abram dan Sarai ke Mesir dilatarbelakangi dengan bencana kelaparan di Negeb.  Suatu keadaan yang Alkitab sebutkan sebagai keadaan sukar yang sangat hebat.  Suatu kegagalan musim panen atau paceklik.  Kalau mungkin bahasa kontemporernya sekarang adalah keadaan seseorang yang dipecat dari pekerjaan dan kehilangan mata pencaharian utama.  Suatu kondisi: LAPAR.
Lumrah sekali bila dalam keadaan seperti ini Abram kemudian mencari tempat yang lebih baik untuk menjamin kesejahteraan keluarganya.  Mereka menuju ke Mesir, suatu tempat yang ditakutkan sebagai daerah orang kafir dan bisa melakukan tindakan semaunya tanpa takut Tuhan.  Berangkat dari ketakutan inilah kemudian Abram mengambil langkah-langkah yang bagi kebanyakan orang disebut: pecundang.
Apakah masa depan Abram akan menjadi baik? Di masa lalu, kegagalan panen dan sikap yang tidak terpuji mewarnai tindakannya di Mesir.  Apakah mungkin Abram memiliki hari yang lebih baik dengan cara seperti ini?
Alkitab terjemahan bahasa Inggris (KJV) Kejadian 12:13 menyebutkan bahwa Abram berdoa.  Abram bukan telah berdoa, tetapi sedang dan terus berharap kepada Tuhan di dalam doa.  Berdasarkan pemahaman konteks kebudayaan Mesir pada saat itu, maka diambil-lah sebuah tindakan yang kontradiktif bagi kebanyakan orang jaman sekarang.  Satu hal perlu dicatat adalah Abram berdoa, bersandar pada Tuhan meskipun tindakannya konyol, sangat beresiko besar dan tidak bijaksana.
Singkat cerita, Abram justru selamat, istrinya tidak jadi diambil oleh Fir'aun dan bahkan memperoleh banyak harta: kambing, domba, lembu, sapi, keledai, budak dan unta.  Berkat yang dialami keluarga Abram bukan saja banyak, hasil melegakan tetapi juga luar biasa besar jumlahnya.  Secara logika  pemikiran manusia, Abram MADESU (masa depan suram) mengingat kejatuhan dan kegagalan dirinya.  Tetapi Tuhan balik menjadi masa depan cerah karena Abram bersandar dan mencari Tuhan.


Hari ini banyak kegagalan dan kejatuhan orang-orang di masa lalu, bisa jadi membuat banyak orang sangsi dan bertanya: 'Apakah masa depanku akan lebih baik?'  Saya pernah mendengar cerita tentang seekor gajah yang walaupun dirantai dengan besi kecil dan tipis, ia tidak memberontak.  Mengapa?  Karena sejak kecil gajah ini dirantai dengan rantai besi kecil.  Ia memberontak namun tidak dapat lari atau melepaskan diri dari rantai itu.  Bertahun-tahun ikatan rantai pada gajah  membuat pola pikir bahwa: rantai kuat dan tidak bisa dilepaskan.  Gajah ini sebenarnya terikat oleh masa lalunya dan membuat dia menjadi sebagaimana dia ada sekarang.
Abram tidak terikat masa lalunya oleh kegagalan bencana kelaparan maupun kegagalan panen pada mata pencahariannya.  Abram meskipun gagal dan jatuh sebagai suami yang baik, gagal sebagai seorang pengusaha yang berhasil di tanah Negeb, gagal menaklukan rasa takutnya, namun ketika ia bersandar dan mencari Tuhan, Abram dan keluarganya dipelihara dan diberkati.
Orang yang berharap dan mencari Tuhan dalam setiap langkah hidupnya, tidak akan kekurangan penyertaan Tuhan walau berada di keadaan yang sukar dan sulit.  Menyambung cerita teman lama saya, apa ya yang terjadi pada hidupnya 10 tahun terakhir?  Ia memang mengalami situasi sulit dan bertetesan air mata, ia memang harus bayar harga atas kegagalan moralnya, namun ia bangkit dan hidup terus di dalam Tuhan.  10 Tahun terakhir hidupnya dipelihara Tuhan.  Dengan apa yang ada padanya dan segala usahanya di dalam Tuhan, ia boleh hidup cukup membiayai keluarga dan mengerjakan pelayanannya.  Tema lama saya ini tidak membiarkan masa lalu menghambatnya. Ia bangkit dan maju di dalam Tuhan.



Bagaimana dengan Anda dan saya? Ketika kita melihat masa lalu, mungkin di sana banyak kegagalan, kejatuhan dalam dosa, penyesalan, kerugian bahkan kepahitan.  Hari ini, apakah kita mau mencari dan bersandar pada Tuhan dalam segala usaha kita?  Bila ya, maka tidak ada kata masa depan suram di dalam Tuhan.  Abram punya kelemahan dan gagal di masa lalu tetapi tetap diberkati Tuhan.  Berkat Tuhan ini bukan karena Abram hebat tetapi Tuhan hebat.  Anda ingin masa depan cerah? Yuk, kita bersama sama datang kepada Tuhan lewat doa dan melibatkan Tuhan dalam rencana. Amin.



Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp 

No comments:

Post a Comment