Latest News

Tuesday, 30 November 2010

YANG DICARI DAN DIRINDUKAN SEMUA ORANG






YANG DICARI DAN DIRINDUKAN 
SEMUA ORANG
(Baca: Yesaya 11:1-10)
Maka pada waktu itu taruk dari pangkal Isai akan berdiri sebagai panji-panji bagi bangsa-bangsa; dia akan dicari oleh suku-suku bangsa dan tempat kediamannya akan menjadi mulia. Yesaya 11:10



Apakah yang paling dibutuhkan, diinginkan dan dirindukan oleh semua manusia di muka bumi ini?  Jawabannya mungkin terlalu sulit, bisa jadi setiap orang ada kemiripan atau bahkan sangat berbeda satu dengan yang lain.  Apapun keadaanya, pada umumnya manusia ingin mendapatkan kebaikan, kehidupan, kemakmuran dan pengharapan.
Sebenarnya Natal adalah jawaban atas apa yang dicari dan dirindukan oleh semua orang.  Kenapa bisa?  Apa penjelasan logisnya?  Lihat saja keadaan dunia saat ini.  Anda merasa cuaca tidak menentu, udara kerap kali panas, bumi serasa semakin tidak nyaman dan aman untuk ditinggali.  Lihat saja konflik antar bangsa-bangsa yang tidak kunjung selesai.  Belum lagi ditambah dengan ketegangan antara Korea Utara dan Selatan yang mengimbas kepada Amerika Serikat dan China.  Lihat saja, keadaan Indonesia dan banyak negara lain yang boleh dikatakan tidak stabil, kapan saja bisa rusuh, orang hidup dan berbuat anarki, kekerasan terjadi di mana-mana.  Bila ditambah dengan bencana yang akhir akhir ini terjadi di Wasior, Mentawai, Merapi, Bromo, membuat manusia mencari kepastian di tengah ketidakpastian.
Keadaan dunia yang semerawut, semakin rusak dan tidak ideal tentu saja wajar bila manusia mencari, merindukan dan mengharapkan kebaikan; kehidupan; kemakmuran dan pengharapan.  Yesaya menjelaskan inti dari apa yang dicari manusia sepanjang masa hidupnya.  Yesaya mendapat penglihatan akan hari di mana manusia mendapatkan apa yang dibutuhkan dan dinantikan ditengah-tengah konflik, kekacauan dan ancaman kematian.
Yesaya hidup di jaman di mana Israel Utara mengalami kehancuran karena mengabaikan dan meninggalkan Tuhan Allah.  Kemurtadtan mereka disebabkan karena mereka mau tidak bertobat dari dosa-dosanya.  Israel runtuh di tangan Asyur pada tahun 722 SM.  Di tengah-tengah kehancuran, kenistaan dan rasa putus asa yang bangsa Israel alami inilah Firman Tuhan datang memberikan jawaban dan pengharapan yang nyata.
Bisakah Anda membayangkan keadaan yang tertulis di dalam Yesaya pasal 11?  Kesukaan orang pada umumnya itu makan enak, mendapat angpao, mempunyai kuasa dan pengaruh besar, menikmati hobby-nya.  Tetapi sosok yang dihadirkan dalam nubuat Yesaya pada waktu itu justru menunjukkan hal yang sangat bertolak belakang, kesukaan keturunan Isai ini adalah takut akan TUHAN. 
Banyak penegak hukum saat ini menjalankan tugas mereka secara bias, tidak adil dan tidak jujur.  Bisakah Anda membayangkan suatu hari ketika seseorang di dunia ini menghakimi dengan adil dan jujur?  Bukankah itu yang didambakan dan dibutuhkan dunia ini?  Bisakah Anda membayangkan dunia di mana 'serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing' (Yesaya 11:6)?  Bukankah ini seperti mimpi dan sangat indah, ketika yang ada itu perdamaian dan bukan peperangan?  Bukankah dirindukan semua orang ketika mendapat kebaikan dan bukan kejahatan?
Yesaya sebenarnya berbicara tentang sosok Natal sebagai jawaban yang sesungguhnya dicari, dirindukan dan dibutuhkan semua orang (Wahyu 5:5; 22:16; II Tesalonika 2:8; Matius 4:14; Roma 15:12; Yohanes 12:41).  Bayi mungil di Betlehem itulah yang dinubuatkan oleh Yesaya tentang sosok yang dibutuhkan, dicari, diharapkan untuk dapat memberikan pengharapan, kehidupan, kebaikan dan kemakmuran sejati dalam tempat yang nyaman dan aman untuk ditinggali.
Yesuslah pengharapan yang diceritakan oleh Natal.  Tuhan Yesus Kristus datang ke dalam dunia adalah penggenapan dari apa yang dinubuatkan Yesaya dari Allah.  Hari ini tidak semua orang mengerti, memahami, dan mau mempercayai-Nya.  Bagian kita-lah untuk mendoakan, bersaksi, menceritakan kabar baik ini.  Natal bukan tentang konsumerisme, bukan tentang ornamen dan suasana gembira, bukan pula tentang perayaan religi rutin dalam Kristiani.  Natal adalah jawaban dari apa yang sesungguhnya dirindukan dan dicari kita semua.

Maukah Anda meresponi Natal tahun 2010 ini dengan tindakan nyata?  Akankah Anda melewatkan kesempatan yang lebih berharga dari emas dan intan ini di dalam hidup Anda?  Semua ini tidak bisa dibeli dan didapat dengan usaha dan hikmat sendiri.  Semua ini hanya didapatkan dengan hati yang terbuka, mau percaya dan mengundang Tuhan Yesus Kristus bertakhta dalam hati (Efesus 2:8-9; Roma 10:9-10).  Masanya akan tiba dan sekarang sedang berjalan dalam rana waktu, seperti ada tertulis, 'Maka pada waktu itu taruk dari pangkal Isai akan berdiri sebagai panji-panji bagi bangsa-bangsa; dia akan dicari oleh suku-suku bangsa dan tempat kediamannya akan menjadi mulia'.  Selamat menyambut Natal 2010.

Source : jeffrysudirgo-blogspot.jp 

Monday, 29 November 2010

NATAL: MERAIH KEMBALI ARTI HIDUP


NATAL:
MERAIH KEMBALI ARTI HIDUP
Kejadian 41:40
Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari padamu.



Tidak ada kehidupan lebih indah selain hidup menggenapi kehendak Tuhan.  Inilah yang mungkin dapat dirangkumkan dalam keseluruhan hidup Yusuf, anak Yakub.  Bagaimana tidak, Tuhan memberikan keberhasilan kepada Yusuf dengan berbagai kecukupan; bahkan kelimpahan hidup.  Ia boleh dikatakan menjadi representatif dari Fir'aun di Mesir.  Lebih dari pada itu; Yusuf berhasil menyelamatkan keluarga besarnya dari bencana kelaparan dan membawa seluruh keturunan Yakub kepada kecukupan.

Bukankah semua ini adalah anugerah Tuhan?  Bukankah itu semua dimulai dari Roh Allah yang hadir dalam diri Yusuf?  Keberhasilan Yusuf dimulai sejak Ia hidup bagi Tuhan.  Dari segala kesulitan yang ada selama masa hidupnya; Tuhan membawa Yusuf kepada kemenangan bahkan keberhasilan.  Yusuf menjadi berhasil karena karakternya; keuletannya; hikmatnya di dalam Tuhan.  Semua itu ada; hadir dan bekerja seturut dengan proses yang Tuhan bentuk dalam diri Yusuf ketika ia terus mengikut dan mempercayai Allah.

  Kisah hidup Yusuf adalah contoh hidup orang percaya yang realistik.  Dikatakan realistik karena Yusuf juga mengalami kesulitan; tantangan dan kerugian.  Percaya dan menyerahkan hidup bagi Tuhan tidak pernah disiratkan sebagai kehidupan yang penuh dengan kekayaan; kenikmatan dan kelancaran.  Yusuf tahu artinya dikhianati saudara-saudara sendiri; ia tahu digoda oleh nafsu dosa; ia mengalami ketidaknyamanan penjara bawah tanah; ia paham rasanya berputus asa karena sengsara di perantauan Mesir.

Setiap orang mempunyai suka dan dukanya sendiri seperti halnya Yusuf.  Namun tidak berarti Allah absen dari hidup orang percaya.  Satu keistimewaan hidup Yusuf sebagai orang percaya adalah dia hidup bagi Tuhan dalam segala bidang yang ditekuninya.  Kisah hidup Yusuf tidak berakhir gagal; tetapi berhasilDikatakan berhasil bukan karena apa yang dia inginkan semuanya terkabul.  Dikatakan berhasil bukan menurut standar orang-orang dunia pada umumnya.  Dikatakan berhasil bukan karena dia memiliki segala kekayaan, hikmat dan umur panjang.

Yusuf dikatakan berhasil karena ia menggenapkan kehendak Tuhan bagi bangsa Israel.  Dikatakan berhasil karena ia menghadapi semua peristiwa hidup di dalam Tuhan.  Dikatakan berhasil karena ia mempunyai hikmat; integritas dan hati yang takut akan Tuhan.  Yusuf berhasil karena dia selalu melibatkan dan mengandalkan Tuhan dalam langkah keputusan hidupnya.

Inilah arti hidup sesungguh setiap orang percaya: hidup bagi Tuhan.  Melesat perjalanan sejarah ke masa bayi kecil Yesus Kristus, Maria-pun mengerjakan hidupnya bagi Tuhan (Lukas 1:38).  Para Majus yang berhikmat dan berpendidikan tinggi pun rela menghabiskan waktunya menempuh jarak yang jauh dan memberikan pemberian terbaik untuk Tuhan (Matius 2:11).  Para gembala memuji dan memuliakan Allah dengan hidupnya (Lukas 2:20).  Orang-orang saleh seperti Simeon dan Hana mengerjakan hidupnya bagi Tuhan dan akhirnya mendapat anugerah melihat bayi Yesus (Lukas 2:25-38).

Hari ini banyak orang Kristen lebih suka membaktikan hidupnya, prioritasnya, hobby-nya, bahkan hartanya untuk kepentingan diri saja.  Banyak orang Kristen cukup bertanggung jawab menggunakan semua yang ada padanya untuk dirinya saja tanpa bertanya, mengevaluasi, memikirkan dan bahkan merencanakan: Apa yang Tuhan mau dari semua berkat dan talenta yang ada pada saya? 

Marilah kita belajar ingat Tuhan dengan segala berkat, talenta dan keadaan kita.  Ingat hidup yang sekali ini harus dipersembahkan untuk Tuhan melalui segala keadaan, karier, pekerjaan dan keluarga kita.  Inilah arti hidup bagi Tuhan.  Marilah kita memasuki minggu advent ke dua dengan satu pertanyaan: Apakah arti hidup anda?  Tidak ada keberhasilan yang lebih indah selain hidup menggenapi kehendak Tuhan. 


Source : jeffrysudirgo-blogspot.jp 

Wednesday, 24 November 2010

TIDAK APA-APA KELIHATAN ANEH


 TIDAK APA-APA KELIHATAN ANEH
'di hadapan TUHAN aku menari-nari' II Samuel 6:21b.


Siapa yang tidak ingin dihormati dalam hidupnya?  Apalagi sebagai kepala rumah tangga, pada umumnya bapak-bapak ingin dihormati oleh seisi rumahnya.  Logikanya, Daud sebagai kepala rumah tangga tentunya ingin dihormati oleh keluarganya.  Ada satu peristiwa dalam kehidupan Daud ketika ia justru dipandang hina dan rendah oleh istrinya, Mikhal.  Istrinya merasa tidak seharusnya Daud sebagai raja menari-nari apalagi meloncat-loncat di depan budak-budaknya.  Bagi Mikhal ini sesuatu yang memalukan.  Dari sinilah Mikhal tidak suka dengan sikap suaminya, bahkan memandang hina Daud.
Suami mana yang tidak emosi bila tidak dihormati bahkan dipandang hina oleh istrinya?  Bisa jadi Daud marah dan protes, bisa jadi pula Daud mengerti dan diam saja.  Alkitab mencatat dengan jelas bahwa sikap Daud yang kelihatan 'aneh' ini bukan tanpa sebab, bukan tanpa alasan dan tanpa dasar yang kuat.  Sikap Daud ini semata-mata ditujukan kepada Tuhan.  'di hadapan Tuhan..' (II Samuel 6:21b) Daud melakukan hal-hal yang bagi orang lain bisa jadi memalukan dan tidak bermartabat.  Bagi Daud kebesaran dan keangkuhan tidaklah berlaku ketika datang dan mempersembahkan yang terbaik buat Tuhan.  Sikap Daud ketika datang kepada Tuhan adalah dengan kerendahan hati dan rasa syukur yang besar.  Daud tidak ambil pusing dengan hinaan Mikhal, yang penting di melakukan dengan tulus dan untuk Tuhan.
Hari ini banyak orang merasa malu bila semua teman-temannya ke pub/mall sementara dirinya harus ke Gereja untuk ibadah.  Hari ini banyak orang menganggap aneh bila kita berkata-kata sopan sementara semua orang berkata kasar bahkan kotor.  Hari ini banyak orang akan bilang "aneh" bila kita hidup jujur, sopan, dan takut akan Tuhan.  Hari ini bila ada orang yang minta untuk melayani dan bukan melayani dipandang aneh.
Pertanyaan yang perlu kita evaluasi bersama adalah: Apakah kita berani kelihatan 'aneh' di depan banyak orang bila kita melakukan untuk Tuhan?  Aneh di sini bukan melakukan yang salah atau sembarangan, tetapi melakukan sesuatu yang menyenangkan dan berbau harum di mata Tuhan.   Beranikah kita tetap berdoa dan baca Alkitab bila orang di sekitar kita tidak melakukannya?  Beranikah kita berdoa pada saat makan di food court sebuah mall atau tempat umum bila mayoritas bukan Kristen?  Mungkin kita dipandang 'barang aneh' oleh orang-orang sekitar kita, tetapi sesungguhnya  dunia ini membutuhkan saksi Kristus yang hidup.
Saya pernah mendengar sebuah cerita kuno di Eropa tentang seorang bocah yang dianggap aneh oleh guru maupun teman-teman sekolahnya.  Kurang lebih ceritanya seperti ini: Bocah ini disebut aneh karena sikap dan perilakunya yang nyentrik.  Ia memiliki kantong yang besar di bajunya.  Banyak barang-barang di kantong yang dia bawah, yang sebagian orang bilang ini tidak penting.  Ada paku, ada bolpen, ada palu, dan masih banyak hal lain yang unik dan tidak dibutuhkan.  Teman-temannya sering mengejek dan menertawakannya.
Suatu kali ketika papan tulis jatuh dari tempatnya, dan butuh palu untuk memperbaikinya.  Bocah ini langsung maju dan menawarkan paku dan palu.  Suatu kali jam dinding tua di kelas putus pernya, bocah ini memiliki per di kantongnya dan bisa dipakai untuk memperbaiki jam antik itu.  Masih banyak kejadian lain yang pada akhirnya membuat guru dan teman-temannya kagum dan salut dengan bocah ini. 
Bocah ini pada mulanya kelihatan aneh dimata banyak orang, tetapi sesungguhnya ia sangat menjadi berkat buat banyak orang.  Hari ini mungkin dunia melihat orang Kristen yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan itu kelihatan aneh, tetapi inilah yang dibutuhkan oleh dunia yang sedang membusuk ini.  Ada kalanya berkat Tuhan Yesus Kristus hadir dengan mujizat dan tanpa campur tangan manusia  ada kalanya justru lewat anak-anak-Nya lah Tuhan mau berkarya, memberkati dan memulihkan orang-orang di sekitar kita.    Tidak apa-apa koq kelihatan aneh asal kita kerjakan dengan tulus di hadapan Tuhan.  Bener lho' di hadapan Tuhan.  Amin.



Source : jeffrysudirgo-blogspot.jp 

Monday, 22 November 2010

MENGASIHI BERARTI MENERIMA





Mengasihi berarti Menerima
'Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu.' Yohanes 13:14

Pernakah Anda berkunjung ke rumah orang yang baru dikenal?  Bagaimana penerimaan mereka?  Biasanya tergantung seperti apa orang itu.  Jika diterima dengan baik, maka tamu itu dipersilahkan masuk; disajikan minuman dan makanan kecil sampai diantar pulang.  Jika tuan rumah tidak menerima dengan baik, maka tamu itu mungkin dibiarkan berdiri di depan pintu rumah bahkan bisa jadi diusir dari depan pintu rumah.
Saya pernah mengalami ke dua hal demikian waktu perkunjungan.  Ada tuan rumah yang sangat baik, ada pula yang mengusir secara 'halus' dengan wajah cemberut; tidak menganggap sampai diperdengarkan musik yang sangat keras di rumah yang tidak ramah tersebut.  Memang sangat tidak enak ditolak, apalagi bermaksud baik. 
Berbeda halnya dengan Yesus Kristus; Ia menerima bahkan ingin menunjukkan kepenuhan kasih kepada setiap tamu (baca:murid) yang datang pada-Nya.  Kejadian ini dialami oleh para murid menjelang detik-detik akhir sebelum  Yesus disalibkan. 
Kebiasaan penerimaan orang Yahudi pada waktu itu adalah pembasuhan kaki.  Tamu yang datang di suatu rumah akan dibasuh dengan kain basah yang ditiriskan di sebuah bejana.  Biasanya yang membasuh kaki adalah budak/pembantu milik tuan rumah.  Ini adalah lambang penerimaan tuan rumah atas tamu yang datang.
Kali ini kejadiannya agak unik: yang membasuh bukan orang yang lebih rendah, tetapi Tuan dan Guru dari murid-murid.  Suatu yang radikal dan sulit diterima oleh kebiasaan orang Yahudi di masa itu.  Yesus ingin menunjukkan teladan kasih dengan menerima setiap orang yang percaya.
Pembasuhan kaki bukan upacara/ritual yang harus dilakukan di semua budaya, tetapi teladan hidup mengasihi dengan menerima. Inilah yang diminta Kristus untuk dilakukan oleh semua orang Kristen.  Pembasuhan kaki adalah sebuah lambang penerimaan.
Kabar gembira pertama bagi kita adalah: Kristus menerima kita apa adanya.  Apapun dan bagaimanapun masa lalu kita bagi-Nya tidak menjadi masalah.  Ketika kita datang dan percaya kepada-Nya, Ia menerima bahkan menjadikan kita bagian dari anggota besar keluarga kerajaan Allah.  Yesus ingin membasuh bersih, termasuk menyucikan segala dosa dan debu kecemaran diri kita.
Kabar gembira ke dua adalah: Kristus meminta kita untuk mengikuti teladan-Nya, yakni mengasihi orang lain dengan menerimanya.  Membasuh orang lain dapat dilakukan dengan berbagai cara saat ini: mengabarkan Injil; memberi; mendengarkan; menolong; dst.  Hanya orang yang pernah merasakan kasih Kristus dalam iman percaya barulah dapat mengikuti teladannya.
Kalau kita berkaca dengan pengalaman dan keadaan sekitar kita, mungkin kita berkecil hati untuk 'membasuh orang lain'; apalagi bila orang itu berbuat salah kepada kita, berbohong, menipu bahkan menyakiti hati kita.  Memang bila kita melihat manusia kita akan kecewa, tetapi bila kita melihat Kristus yang mengasihi kita, itu akan membangkitkan semangat hidup kita.
Yesus Kristus tahu bahwa kelak Yudas Iskariot yang dibasuhnya, dilayani di meja perjamuan adalah orang yang mengkhianati-Nya.  Syukur kepada Tuhan, Yesus tidak memperhatikan pada kekecewaan diri tetapi kehendak Tuhan.  Inilah yang membuat rencana Allah menyelamatkan manusia tergenapi.
Hari ini bila kita sebagai orang percaya hanya memperhatikan pada diri kita sendiri, sakit hati, kekecewaan, kemarahan, benci dan dendam, tentulah kita tidak dapat berbuat baik, tetapi rasa curiga dan cenderung untuk apatis dalam kehidupan ini.  Bila ini yang terjadi, maka kita dapat menjadi orang Kristen yang tawar.
Namun sebaliknya, apabila kita ingin kehidupan Kristen kita tetap life dan Tuhan hadir dalam kehidupan kita, memulihkan, memberkati dan bahkan menjadi saluran berkat, maka kita harus mengikuti jejak Tuhan Yesus Kristus.
Seperti ada tertulis, 'Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu' Yohanes 13:14.  Semua pembicaraan tinggal pembicaraan jika tidak dimulai dari kita.  Ya, kita bersama.  Mengapa masih diam membaca di sini?!  Ambilah 'kain' penerimaan dan mulai menjadi tangan kasih-Nya.  Dijamin dech... dahsyat berkatnya bagi komunitas kita!


Source : jeffrysudirgo-blogspot.jp

Sunday, 21 November 2010

SAMBUT NATAL 2010





Menyambut Bulan Natal 2010

Tak terasa sekarang sudah akhir bulan November 2010.  Sebentar lagi memasuki bulan Natal.  Ketika saya menulis ini: sedang dengar kaset Natal Kenny Rogers.  Judul albumnya adalah Gift, artinya: Pemberian.  Sebuah kata bermakna dalam.  Natal untuk memberi bukan diberi.
Natal adalah bagian dari hidup kita yang seharusnya mengevaluasi; mengingatkan akan pengorbanan Kristus yang mau dengan rendah hati datang ke dunia.  Mencari manusia yang berdosa.  Manusia yang jelas-jelas nantinya menolak; membenci; memfitnah dan menyalibkan-Nya.  Sungguh tragis dari sudut manusia; tetapi sungguh indah dari sudut Allah: kasih Allah dinyatakan tanpa syarat untuk menolong kita.
Malam tenang' Malam suci' Allah hadir dan menjenguk sekali lagi dalam nuansa lagu' Membawa kembali ingatan masa lalu melalui lagu lama yang diulang setiap tahunnya.  Malam itu adalah sebuah sejarah yang membawa dimensi kekekalan.
Bukankah malam natal: malam yang kudus itu, menghampiri setiap manusia di dalam keterlelapannya.  Hanya orang yang mendapat anugerah yang dapat terbangun; mengetahui dan mengunjungi bayi suci di palungan itu.  Merekalah para majus dan gembala yang sadar dan dibangunkan; bahkan dikejutkan oleh anugerah Tuhan yang dahsyat atas sejarah manusia.
 Malam itu sudah menjadi sejarah yang tak pernah terlupakan oleh orang yang hidup hingga saat ini.  Mungkin sebagian orang merayakan tetapi tidak mendapat anugerah.  Mereka tertidur.  Natal hanya sebagai pesta; keuntungan; dan kesenangan pribadi belaka.  Adakah Natal membuat kita bersyukur; takjub; dan merasakan kehadiran-Nya di setiap aspek hidup kita?
Sukacita menderu'. Lagu bergegap' menyatakan kegirangan dari setiap nuansa penggubahnya'. Menyatakan suatu sorak sorai dari setiap orang yang menyadari dan meresponi makna Natal sesungguhnya.  Syukur.. Puji Tuhan' Ajaib' Memang perlu dirayakan.  Perlu dirayakan oleh setiap orang yang terbangun bersama dengan mereka yang tersisih. 
Tunggu apa lagi, mari kita mulai songsong bulan yang bermakna ini dengan nuansa baru.  Marilah kita memasuki Natal dengan penuh ucapan syukur atas segala hal yang Tuhan boleh ijinkan terjadi selama setahun ini.  Marilah kita bersyukur sebab Tuhan mengijinkan yang terjadi bukan tanpa sebab; bukan tanpa rencana; dan bukan kejadian yang tiada makna.  Bukankah segala sesuatu yang terjadi dapat dibuatnya menjadi baik untuk kita (Roma 8:28)?  Melalui kita; Tuhan hadir memberi dan menyapa yang terlelap.  Melalui kita Tuhan Yesus hadir menjadi berkat bagi keluarga; tetangga; kenalan; lingkungan kita.  Selamat menyongsong bulan Natal'!


Source : jeffrysudirgo-blogspot.jp 


Wednesday, 17 November 2010

IMITATION OF CHRIST


 

Imitation of Christ
Yohanes 5:19-47
Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?" Yohanes 5:47


Barang yang dibuat imitasi seperti aslinya, kerap kali selalu ada kekurangan dan cacatnya.  Sekilas orang melihat barang imitasi adalah sama dengan aslinya.  Bentuk dan segala pernik-perniknya juga hampir sama; apalagi jika orang tersebut tidak mengenal dengan baik bagaimana bentuk aslinya.
Demikian halnya dengan orang Kristen yang hendak menjadi serupa Kristus.  Ia harus mengenal dengan baik bagaimana bentuk asli dari keberadaan Yesus Kristus lewat Alkitab.  Hal yang paling utama adalah: ia harus mengenal dengan baik siapakah Kristus sebelum dirinya berusaha mewujudkan hidup Kristen yang sejati.  Memang dapat dipahami bahwa setiap orang tidak dapat menjadi sama persis dengan Kristus yang adalah Tuhan; namun arah yang hendak dicapai setiap orang percaya adalah menjadi serupa dengan Dia  (Ef.4:15; Rom.12:2; Kol.2:6).  Menjadi serupa Kristus adalah sebuah proses hidup orang percaya.
Kristus menyatakan diri sebagai satu kesatuan dengan Bapa di sorga.  Kristus hanya melakukan apa yang Bapa kehendaki; kapan dan bagaimana Ia melakukan-Nya; semua itu dikerjakan dengan mengandalkan kehendak Bapa.
Mengenal Bapa bukan sekedar dapat dilihat dari Perjanjian Baru; namun lebih banyak juga tergambar di Perjanjian Lama.  Keberadaan Bapa di Perjanjian Lama menunjukkan sebagai Bapa yang utuh.  Artinya; Tuhan adalah Tuhan yang menyatu antara apa yang dikatakan dengan yang dilakukan.  Tuhan yang adil sekaligus juga kasih.  Tuhan yang bijaksana; pemelihara; sekaligus menjalankan hukuman berdasarkan ketetapan-Nya. 
Keberadaan Yesus Kristus adalah wujud dari puncak kasih Allah dan sekaligus demonstrasi dari hukuman Allah yang seharusnya ditanggung oleh manusia berdosa. 
Di sinilah misi Yesus di dalam dunia ini.  Ia tidak bertindak karena aturan main masyarakat pada umumnya.  Ia tidak melayani berdasarkan mood dari diri-Nya sendiri.  Ia melayani berdasarkan waktu dan kehendak Bapa.
Bagaimanakah dengan kita?  Adakah kita melayani hanya berdasarkan kalau kita suka; tidak lelah; atau tidak sibuk?  Adakah kita melayani karena hitung-hitungan untung rugi dengan Tuhan; dengan orang lain?
Adakah kita melayani dengan motivasi yang tidak benar?  Adakah motivasi kita untuk berkarya dan menggenapkan kehendak Bapa dalam hidup kita?  Atau dengan motivasi supaya kita dikenal?  Diakui?  Dihormati orang lain karena kita hebat dalam melayani?
Jikalau motivasi kita salah dalam melayani dan hidup berkarya bagi Tuha, mohon kiranya Tuhan mengampuni dosa kita.  Biarlah Firman-Nya mengoreksi kita kembali untuk hidup bagi Tuhan Yesus Kristus saja. 
Menjadi serupa dengan Kristus adalah proses yang terus menerus untuk mewujudkan Allah hadir dan berkarya di tengah-tengah kita.  Menjadi serupa dengan Kristus dimulai dengan meneladani hidup Yesus.  Selamat bertumbuh.  

Source : jeffrysudirgo-blogspot.jp