Latest News

Saturday, 2 August 2014

"Bagi manusia hal ini tidak mungkin tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin."



"Bagi manusia hal ini tidak mungkin tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin."

(Hak 6:11-24a; Mat 19:23-30)

"Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam
Kerajaan Sorga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor
unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam
Kerajaan Allah." Ketika murid-murid mendengar itu, sangat gemparlah
mereka dan berkata: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?"
Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal ini tidak
mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin." Lalu Petrus
menjawab dan berkata kepada Yesus: "Kami ini telah meninggalkan segala
sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?" Kata
Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu
penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta
kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas
dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.Dan setiap
orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki
atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya,
akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup
yang kekal. Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang
terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu." (Mat
19:23-30), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Bernardus,
Abas dan Pujangga Gereja, hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:

·   Manusia berasal dari tanah dan akan kembali menjadi tanah ketika
meninggal dunia, dengan kata lain kita manusia adalah lemah dan rapuh
serta serba terbatas. Hidup kita sungguh berasal dari Allah dan
tergangtung pada Allah sepenuhnya, maka marilah kita senantiasa hidup
bersama dan bersatu dengan Allah alias hidup baik, bermoral dan
berbudi pekerti luhur. Jika kita demikian adanya, maka segala sesuatu
yang kita dambakan atau harapkan akan mungkin alias dapat terwujud.
Pengalaman saya pribadi' lebih-lebih atau terutama ketika bertugas
sebagai Ekonom Keuskupan Agung Semarang sering harus menghadapi
kegiatan atau proyek besar dengan beaya besar,  sungguh mengesan.
Antara lain ketika menyambut kedatangan atau kunjungan pastoral Bapa
Suci, Yohanes Paulus II, di wilayah Keuskupan Agung Semarang pada
tahun 1988. Waktu itu dalam tempo atau waktu kurang lebih enam bulan
kami harus menyediakan dana kurang lebih Rp.750.000.000,- (tiga
perempat milyard rupiah).   Dengan dan dalam iman kepada Allah, karena
kegiatan yang direncanakan sesuai dengan kehendak Allah, saya percaya
bahwa semuanya akan terlaksana dengan baik alias tak akan kekurangan
dana. Sungguh diluar dugaan atau pikiran saya waktu itu bahwa akhirnya
banyak orang memberikan sumbangan yang sangat besar dengan rela dan
jiwa besar: dana terkumpul sebagaimana direncanakan dan penggunaan
kurang dari yang direncanakan (ada saldo kurang lebih
Rp.200.000.000,-). Maka dengan ini kami mengingatkan dan mengajak
segenap umat beriman: hendaknya apa yang anda dambakan atau harapkan
sesuai dengan kehendak Allah serta diusahakan bersama dan bersatu
dengan Allah, karena dengan demikian dambaan atau harapan tersebut
pasti terlaksana dengan sukses.

·   "Berfirmanlah Malaikat Allah kepadanya: "Ambillah daging dan roti
yang tidak beragi itu, letakkanlah ke atas batu ini, dan curahkan
kuahnya." Maka diperbuatnya demikian. Dan Malaikat TUHAN mengulurkan
tongkat yang ada di tangan-Nya; dengan ujungnya disinggung-Nya daging
dan roti itu; maka timbullah api dari batu itu dan memakan habis
daging dan roti itu. Kemudian hilanglah Malaikat TUHAN dari
pandangannya." (Hak 6:20-21). Kutipan ini berbicara perihal Gideon,
yang dipilih oleh Allah untuk menjadi hakim. Malaikat Allah
mendampingi hidup kita sebagai 'malaikat pelindung'; hal itu merupakan
kasih dan kemurahan hati Allah bagi kita manusia yang lemah, rapuh dan
tak berdaya ini. Kami berharap kepada kita semua untuk membuka diri
terhadap bisikan malaikat pelindung kita masing-masing, serta kemudian
melaksanakan apa  yang dibisikkan atau diperintahkan. Ada kemungkinan
malaikat pelindung menjadi nyata atau konkret dalam diri
saudara-saudari kita yang berkehendak baik, maka marilah kita
dengarkan kehendak baik saudara-saudari kita, dengan kata lain kita
komunikasikan atau bagikan kehendak baik kita kepada saudara-saudari
kita dan dengan demikian kita saling berbagi kehendak baik. Percayalah
bahwa kita saling berkehendak baik, maka dambaan atau harapan kita
bersama akan terwujud. Secara khusus kami berharap kepada para
suami-isteri untuk senantiasa saling membagikan dan mendengarkan
kehendak baik, dan kemudian berdua bersama-sama mewujudkan kehendak
baik yang telah disinerjikan. Hendaknya anda sebagai suam-isteri
saling menjaga dan mengingatkan agar tetap setia saling mengasihi
sampai mati.

"Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan
bercium-ciuman. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan
menjenguk dari langit.Bahkan TUHAN akan memberikan kebaikan, dan
negeri kita akan memberi hasilnya. Keadilan akan berjalan di
hadapan-Nya, dan akan membuat jejak kaki-Nya menjadi jalan." (Mzm
85:11-14)


Ign 20 Agustus 2013

Source: renunganimankatolik.blogspot.com

No comments:

Post a Comment