Latest News

Sunday, 16 December 2012

NATAL KELABU DI CONNECTICUT



NATAL KELABU DI NEWTOWN, CONNECTICUT:
Refleksi antara Kekerasan dan Kasih
atas Penembakan di SD Sandy Hook 14 Desember 2012





Siapa yang sangka bahwa puluhan anak-anak tahun ini tidak akan pernah dapat merayakan Natal lagi?  Orang tua mana yang rela menerima kenyataan bahwa hari itu ketika berangkat sekolah adalah pertemuan terakhir yang menyisahkan tubuh tak bernyawa anaknya?  Itulah yang terjadi di Connecticut, sebuah kota di Newtown 14 desember 2012.
Sedih, pilu, sangat menghancurkan hati membayangkan dan mengingat bagaimana tim SWAT (pasukan elit kepolisian) ketika masuk dan mendapati puluhan anak-anak kisaran 6-7 tahun yang tidak bernyawa dan tercabik-cabik oleh pelor dari pistol Adam Lanza (20 tahun) yang akhirnya juga bunuh diri. Menurut kesaksian, awalnya terdengar tembakan bertubi-tubi dan disertai tangisan, histeris dari anak-anak.  Lama-kelamaan suara itu habis-satu persatu.  Sunyi dan mencekam. 
Saat ini walaupun tembakan itu sudah tidak terdengar, tetapi menyisahkan kedukaan yang tidak terkira dan simpati dari seluruh dunia.  Apa yang terjadi?  Mengapa demikian?  Tentu jawabannya sangat beragam, panjang dan versi masing-masing ahli forensik, psikologi maupun hukum menjadi pembicaraan yang senada: Kejahatan ini harus dihentikan!
Menelisik setiap ulasan media massa dari berbagai sudut, mengamati wajah-wajah keluarga yang berduka, rasanya berat menuliskan artikel ini.  Penembakan ini membuat tawa yang dahysat dari Iblis dan sekaligus uraian mata tak terkira dari hati Allah yang perduli pada setiap nyawa.  Setidaknya 27 nyawa anak-anak sekaligus penembaknya binasa karena senjata.

Saya jadi teringat apa yang pernah dikatakan oleh Yesus pada malam sebelum Ia disalibkan, 'Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang' (Matius 26:52).  Sebuah konsekuensi dari senjata adalah kehancuran dan kemusnahan.  
Tuhan Yesus Kristus mengetahui apa yang terjadi di masa lalu dan juga masa yang akan datang.  Ia turut menangis untuk hal yang terjadi hari-hari ini.  Air matanya keluar membasahi pipi-Nya di sepanjang 33 tahunan perjalanan-Nya di bumi.  Pada waktu itu, Ia melihat apa yang akan terjadi dan ia menangis.  Bukan hanya menangisi kehancuran Yerusalem beberapa puluh tahun ke depan (Matius 23:37-39) tetapi ia menangisi hari-hari ini yang menyayat hati para orang tua di sekolah dasar Sandy Hook, Newtown-Amerika Serikat.
Yesus Kristus rela mati disalib supaya ada harapan bagi dunia yang terjebak oleh kekerasan, kebencian, sakit dan binasa ini.  Yesus menangis dan kemudian Ia merelakan diri-Nya disalib karena dosa manusia, agar ada pertobatan, harapan dan keselamatan hidup yang kekal dan penghiburan bagi yang berduka.  Yesus turut berduka dan menangis dengan peristiwa keji di Newtown, Connecticut Amerika Serikat hari-hari ini.
Peristiwa penembakan di connecticut bukan yang pertama tetapi sudah sekian kali terjadi di Amerika Serikat yang melegalkan penggunaan senjata dengan ijin.  Sepanjang tahun 2007-2012 terdapat ratusan orang meninggal di sekolah dan tempat umum lain karena senjata.  Bahkan ada seseorang mengatakan, senjata itu adalah untuk menghancurkan bukan perlindungan diri.  Apapun dan bagaimanapun senjata akan membawa kematian pada akhirnya.
Untuk keluarga yang berduka, dengan berat hati dan tetesan air mata, penulis turut berdukacita dan berdoa agar Tuhan memberikan penghiburan dan kekuatan di saat-saat yang tidak bisa dimengerti dan diterima ini.  Mungkin bagi sebagian orang tua yang mengantar anak-anaknya sekolah pada hari itu, sedang bertengkar dengan anaknya atau sedang sibuk dan tidak sempat bertemu atau bercakap-cakap.  Namun hari itu tidak bisa kembali dan diputar kembali untuk dihindari.
Apa yang menjadi aplikasi kita bersama?  Selagi kita masih bisa berkumpul dengan keluarga di bulan Natal ini, marilah kita menggunakan waktu itu dengan sebaik-baiknya.  Memperhatikan keluarga dan orang-orang yang kita sayangi, mendidik anak-anak di dalam Tuhan, dan selagi ada kesempatan hidup, berarti hidup bagi Tuhan dengan melayani dan mengerjakan setiap karunia yang Tuhan sudah titipkan bagi kita. 
Marilah kita mendidik diri dan generasi kita dengan hal-hal yang berguna dan membangun, bukan dengan kekerasan dan balas dendam, bukan dengan kebencian dan ketidakperdulian tetapi dengan kasih. Iya, dengan kasih-Nya sang Kasih: Kristus Yesus.  Mohon Tuhan menolong kita.


Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp

Thursday, 13 December 2012

3 HAL MENDASAR GODAAN IBLIS


\


3 Hal Mendasar Godaan Iblis
(Baca: Kejadian 3:1-7)
Menurut Anda, godaan hidup terbesar apa yang pernah Anda alami?  Sebagian orang jatuh dalam dosa ketika digoda dengan percabulan atau film porno.  Sebagian orang lain jatuh dalam dosa ketika berhadapan dengan harta.  Setiap orang bisa mengalami pencobaan yang berbeda dan jatuh di tempat yang berbeda pula.
Berdasarkan Kitab Kejadian dan padanannya dengan pencobaan yang dialami Yesus di Padang Gurun (Matius 4:1-11; Markus 1:12-13; Lukas 4:1-13), setidaknya ada 3 hal mendasar dari godaan Iblis yang perlu kita waspadai:  Pertama, Memakan Roti atau Dimakan Roti.  Manusia hidup secara jasmani harus makan, terlebih adalah makanan yang sehat dan bersih.  Bila hidup manusia diperbudak oleh makanan, manusia bisa menjadi rakus dan makan secara berlebihan hingga tidak sehat.  Bila seseorang kekurangan makanan, maka ia bisa tergoda menjadi pencuri karena makanan.  Sebaliknya, bila seseorang berlimpah makanan, ia dapat berdosa bila menghambur-hamburkan makanan apalagi sengaja memuntahkannya (bulimia).
Hawa dicobai Iblis dengan bujukan yang licik sehingga buah pengetahuan baik dan jahat itu terlihat baik untuk dimakan dan sedap!  Hawa jatuh dalam dosa ketika melanggar kehendak Allah dengan memakan buah terlarang itu.
Yesus Kristus pada waktu berpuasa di Padang Gurun juga dicobai hal serupa.  Iblis membujuk Yesus untuk mengubah batu menjadi roti.  Bila kita lihat sekilas, semua pencobaan Iblis kelihatan ada benarnya.  Manusia perlu makan, manusia bebas menentukan pilihan hidupnya, dsb.  Kendati demikian, perlu diketahui bahwa yang menjadi permasalahan bukan makanannya, tetapi sikap hati yang memberontak terhadap Tuhan.  Makan bukan inti dari kejatuhan, tetapi diperbudak oleh makanan.  Makan bukan inti dari kejatuhan manusia, tetapi mau dikontrol oleh Iblis adalah kebodohan manusia.
Yesus Kristus menyadari jebakan Iblis dan memenangkan pencobaan itu dengan prinsip hidup: Manusia tidak hidup dari makanan saja, tetapi dari setiap Firman Tuhan.  Artinya, hidup manusia tidak melulu bersifat jasmani, tetapi ada dimensi rohani.  Manusia perlu makan, tetapi manusia yang merdeka adalah manusia yang tidak diperbudak oleh makanan. 
Hari ini banyak orang terkena stroke karena tidak dapat menahan diri dari makanan berkolesterol tinggi.  Hari ini banyak orang lebih memilih tidak datang ke gereja untuk beribadah dan pergi ke restauran untuk pesta.  Hari ini banyak orang tidak segan mengeluarkan uang untuk makanan mahal daripada memberikan persembahan maupun perpuluhan.  Tidak jarang banyak orang yang sekali makan di rumah makan cepat saji seperti Mc.Donald, KFC, JCo, dst mengeluarkan uang setidaknya Rp.100.000; namun untuk persembahan tidak lebih dari  Rp.10.000;  Betapa manusia sudah diperbudak oleh makanan. Memang terkadang tipis bedannya antara manusia makan roti dan kemudian dimakan oleh roti.
Kedua, Menguji Tuhan atau Menguji Diri.  Manusia memang perlu mengandalkan Tuhan dalam setiap langkah hidupnya, namun terkadang tipis bedanya antara mengandalkan Tuhan dengan mencobai Tuhan.  Iblis mempengaruhi Hawa bahwa tidak apa-apa kalau manusia memakan buah pengetahuan baik dan jahat.  Seolah-olah Iblis mengatakan Tuhan tidak marah, Tuhan mengijinkan, cobalah dan kamu akan melihat kebenaran.  Hal ini tentu saja sangat menggoda dan tidak benar.
Ketika Yesus dicobai di Padang Gurun, Iblis datang dan membujuknya agar mencoba pemeliharaan Tuhan.  Kedengarannya hal ini bagus dan bahkan mengandalkan Tuhan.  Iblis meminta Tuhan menjatuhkan diri dari tempat tinggi di Bait Allah.  Malaikat Allah akan menolong Yesus.  Jika kita perhatikan padanan antara kisah Hawa dan Yesus di Padang Gurun, kita dapat melihat bahwa sesungguhnya Iblis hendak membuat manusia mencobai Tuhan.
Hari ini banyak orang lebih suka menguji pertolongan Tuhan dari pada mengevaluasi sikap hidup dan perilakunya.  'Bila Tuhan tidak sembuhkan penyakit saya, maka bukan salah saya lho Tuhan kalau saya akan meninggalkan Engkau.'  'Kalau Tuhan tidak tolong usaha saya, maka saya tidak akan ke gereja lagi.'  Banyak orang berpikir kalau Tuhan seharusnya wajib menolong dan memberkati dirinya dari pada orang itu harus mengevaluasi dosa apa yang perlu dibereskan, bagaimana mengandalkan Tuhan dan bukan mencobai Tuhan. 
Orang yang mencobai Tuhan, orang yang hitung-hitungan dengan Tuhan mengenai kalau saya beri sekian kepada Tuhan maka saya mengharapkan Tuhan membalas berlipat-lipat adalah pikiran bisnis dan tamak.  Sikap ini adalah dosa. 
Keangkuhan kerap menjebak orang-orang percaya jatuh di dalam dosa.  Ketika Hawa merasa diri layak untuk jadi sama dengan Tuhan dan bahkan berhak menentukan standar baik dan jahat, maka di sana sedang terjadi kejatuhan manusia.
Jaman ini banyak manusia secara tidak langsung merasa lebih bijaksana dan adil dari Tuhan.  Banyak orang merasa Tuhan tidak adil mengijinkan orang-orang korupsi dan penjahat jadi kaya, sementara orang baik menjadi miskin dan hidupnya sulit.  Ada pula orang yang mengatakan adalah tidak adil kalau Tuhan menyelamatkan seseorang dan menghukum orang lain ke dalam neraka, sementara dikatakan Tuhan itu kasih. 
Bila kita kaji dengan logika berpikir, maka terlihat bahwa sesungguhnya Tuhan yang menciptakan ruang, waktu, konsep, perencanaan bahkan keberadaan manusia.  Dengan demikian, yang paling tahu standar benar salahnya seseorang, atau konsep adil dan baik adalah dari Tuhan bukan dari standar manusia.  Bila Tuhan mau hukum semua manusia masuk neraka, itu adalah hak-Nya dan itu adil.  Bila Tuhan mau selamatkan beberapa orang saja ke dalam surga sementara yang lain masuk neraka adalah hak-Nya pula.
Semakin kita bertambah umur, bertambah pengetahuan, bertambah prestasi dan kesuksesan, maka semakin besar pula godaan untuk jatuh dalam dosa.  Orang yang berada di atas lebih sulit untuk ditegur dan mengevaluasi diri.  Orang yang berada di atas lebih mudah membenarkan diri dan merasa diri benar dari pada mengevaluasi diri dan terbuka pimpinan Tuhan.  Baiklah ini menjadi awas bagi setiap kita.
Ketiga, Menyembah Tuhan atau Menyembah ilah.  Pada umumnya kita mengetahui bahwa adalah benar menyembah Tuhan dan salah meyembah ilah atau hal lain secara Tuhan.  Masalahnya yang sering terjadi adalah kesalahan menempatkan prioritas dalam hidup. 
Hawa dalam percakapan dengan Iblis telah dikontrol sedemikian rupa dan mendapat tawaran memiliki kemampuan seperti Allah.  Ini adalah kuasa seperti Allah dan bukan seperti Allah dalam hal karakter atau kehidupan yang benar dan baik.
Yesus Kristus pun juga dicobai Iblis waktu itu dengan diperlihatkan semua kuasa dunia dan segala kemuliannya.  Yesus Kristus tahu bahwa ini adalah salah dan bukan prioritas hidup.  Prioritas hidup bagi setiap manusia adalah menyembah Allah saja. 
Hari ini banyak orang Nasrani tidak ke gereja demi mengejar keuntungan usahanya.  Sebagian orang lebih mengejar kesuksesan karier dengan pindah agama dari Nasrani yang percaya Yesus kepada agama lain agar naik pangkat.  Banyak pelajar Nasrani lebih suka menyontek untuk mendapat nilai bagus dari pada mengedepankan kejujuran sebagai bentuk takut akan Tuhan.
Biasanya, semakin seseorang diberkati dan memperoleh kemajuan dalam aspek hidupnya maka ia akan menghadapi godaan yang lebih besar lagi untuk dikuasai dengan kuasa dan kemuliaan dunia dari pada menghambakan diri untuk kemuliaan Kristus.
Yesus Kristus menang dari semua pencobaan dan kehadiran Yesus Kristus di dunia dengan membatasi diri dari Tuhan menjadi manusia adalah memberikan kemenangan kepada kita atas sengat dosa.
Adam dan Hawa jatuh dalam dosa karena godaan makanan, keangkuhan hidup dan kuasa kemuliaan dunia.  Adam ke dua, Kristus memenangkan godaan Iblis dan menunjukkan bahwa di dalam Tuhan manusia bisa menang atas dosa.
Setiap kita manusia, tidak kebal dari godaan dan bisa jatuh dalam dosa.  Masing-masing orang ada titik kelemahannya.  Kita perlu minta Roh Kudus menguasai hati dan pikiran kita agar boleh menang dan mengalahkan godaan Iblis.  Iblis memang punya kuasa, tetapi tidak mahakuasa.  Kiranya Tuhan menolong kita untuk hidup di dalam rencana dan anugerah-Nya.  Amin.

Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp 

Thursday, 6 December 2012

HAL YANG PERLU DIKETAHUI OLEH YANG PACARAN





Hal yang Perlu Diketahui oleh Mereka yang Pacaran
(Baca: Kejadian 2:21-25)


Tahukah Anda apa hal yang paling menarik dari orang yang sedang jatuh cinta?  Masing-masing pasangannya tidak segan untuk berkorban.  Cowok biasanya rela untuk mengantar pacarnya kemanapun, kapanpun dan pada saat apapun.  Mau hujan, panas, capek, macet, yang namanya cinta biasanya sanggup membuat pengorbanan.  Demikian pula dengan cewek yang sedang jatuh cinta tidak segan-segan untuk memperhatikan, melayani dan melakukan apa yang terbaik untuk cowoknya.
Biasanya orang yang jatuh cinta secara dewasa maka akan tampak perubahan-perubahan yang baik.  Pasangan yang sedang berpacaran menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab, tepat waktu, rela berkorban, dan semakin dekat dengan Tuhan. 
Sementara pacaran yang kekanak-kanakan biasanya diwarnai dengan banyak sikap kemalasan, suka bertengkar karena mudah cemburu, kurang atau bahkan tidak bertanggung jawab dengan hidup, pekerjaan rumah, tugas di sekolah dan tidak jarang tugas pelayanan di Gereja.
Firman Tuhan hari ini berbicara tentang sepasang laki-laki dan perempuan yang diciptakan Allah dengan tujuan menjadi pendamping yang sepadan.  Arti sepadan adalah cocok, kompak, saling membangun dan bertumbuh di dalam Tuhan.  Mengapa demikian? Sebab rancangan Allah terhadap manusia adalah menjalankan misi dari Allah untuk dikerjakan dan digenapi.
Ketika Allah menciptkan Hawa, Ia mengambil dari salah satu tulang rusuk Adam dan ditutup kembali.  Hal ini menyiratkan bahwa manusia memang tidak akan pernah tahu persis 100% siapa jodohnya karena Tuhan menutup kembali dengan sangat rapi.  Karena hanya Tuhan yang mengetahui dengan sempurna siapa jodohnya siapa, maka perlulah setiap orang yang akan dan sedang berpacaran terus mencari dan terbuka terhadap kehendak Tuhan.
Pada saat Adam menemukan Hawa, ia sangat senang dan merasa inilah jodoh dari Tuhan.  Memang pada awal sebelum manusia jatuh dalam dosa, manusia lebih peka dan mengerti kehendak Tuhan termasuk jodohnya.  Bisa dibayangkan bila Adam jatuh dalam dosa, maka ia akan mengatakan 'inilah monyet pasanganku!'  Dan terjadilah banyak penyimpangan seperti di jaman Sodom maupun hingga sekarang di sebagian orang yang abnormal.
Oh ya, ada dua hal penting yang dapat kita lihat dari pasangan hidup pertama manusia: pertama adalah kemandirian.  Adam dan Hawa membentuk satu unit keluarga baru.  Mereka meninggalkan orang tuanya bukan berarti memusuhi atau putus hubungan, melainkan mengacu pada prinsip kemandirian.  Meninggalkan orang tua bukan berarti tidak perduli atau tidak memperhatikannya, melainkan keputusan dan langkah hidup ditentukan oleh pasangan suami istri.  Jadi, yang sedang berpacaran jangan lupa mengembangkan sikap hidup yang mandiri.  Jangan sedikit-sedikit bergantung dan menyusahkan pasanganmu.  Manja boleh, tetapi jangan kekanak-kanakan.  Saling memperhatikan baik, tetapi lebih baik lagi mengembangkan sikap kerjasama dan kekompakkan.  Ini dipakai seumur hidup lho...!
Hal kedua yang perlu diketahui khususnya bagi mereka yang sedang pacaran adalah: prinsip transparan.  Adam dan Hawa pada saat penciptaan dan mereka hidup sebagai suami istri dalam keadaan telanjang.  Ini bukan sekedar masalah tidak berpakaian, tetapi mereka tidak malu.  Ketransparan adalah masalah kejujuran, apa adanya yang tepat. 
Banyak orang punya kebiasaan buruk marah dengan melempar piring atau ngebut bila marah.  Tidaklah pantas kemudian bilang, �Ya, ini diriku apa adanya!�  Ini adalah tabiat yang bisa diubah.  Yang dimaksudkan dengan transparan adalah juga pakai hikmat waktu bicara.  Transparan tidak identik dengan mengatakan semua yang ada di dalam pikiran kita tanpa mempertimbangkan efek dari perasaan pasangan.  Transparan berarti juga kejujuran.
Keterbukaan yang saling membangun dan berkomunikasi adalah inti dari sikap ketransparanan.  Adalah penting bagi mereka yang sedang berpacaran untuk melatih komunikasi, saling mengingatkan, membangun dan berdiskusi tentang banyak hal di dalam karakter, waktu, uang, prioritas, dsb.  Sebab yang kelak banyak dipakai di dalam kehidupan bersama bukan aktivitas  jalan-jalan ke mal atau makan bakso bersama atau nonton film bersama, melainkan KOMUNIKASI, PERSAHABATANNYA.  Banyak kegiatan, banyak berpergian, banyak aktivitas ramai-ramai terbatas gunannya, sementara melatih diri transparan adalah bentuk kejujuran melihat diri dan pasangan di dalam pimpinan Tuhan.  

Sebagai penutup renungan ini adalah Jangan lupa bahwa tujuan manusia diciptakan, tujuan pasangan hidup dihadirkan Allah, tujuan manusia berkarya adalah semuanya untuk kemuliaan Tuhan.  Semakin kita menjadi serupa dengan gambar Allah, semakin bertumbuh dan membangun kerohanian bersama pasangan itu.  Semakin indah hubungan pasangan dalam suka dan duka, semakin menjadi berkat bagi orang-orang di sekitar mereka.  Kiranya Tuhan menolong Anda yang sedang berpacaran mengerti kehendak Tuhan.

Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp