Latest News

Sunday, 27 May 2012

SYARAT MENDAPAT HARTA


SYARAT MENDAPAT HARTA


(Baca: Lukas 16:1-13)
Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya? Lukas 16:11


Di jaman ini masih banyak orang yang berpikir bahwa orang yang kaya itu pasti diberkati oleh Tuhan, sementara orang yang hidupnya pas-pasan atau miskin pasti tidak diberkati oleh Tuhan.  Pandangan ini sangat keliru dan bertolak dari filsafat materialistik.  Orang yang memiliki banyak harta memang diijinkan Tuhan untuk mengalami hal tersebut, tetapi tidak semua orang yang dalam keadaan berkelimpahan pasti dari Tuhan.  Koruptor kelas kakap, bandar narkoba dan mafia tingkat tinggi yang berpenghasilan selangit adalah bukti nyata ada orang-orang yang kaya tetapi sebenarnya bukan berkat apalagi diperkenan Tuhan.  Tuhan hanya ijinkan itu terjadi untuk sementara tetapi bukan sedang memperoleh harta sesungguhnya.

Ada orang orang yang sangat mengasihi Tuhan, berusaha hidup berkenan di hati Tuhan tetapi hidupnya sederhana dan bahkan boleh dikatakan miskin.  Tentu ada banyak sebab dan bisa dilakukan banyak penelitian mengenai karakteristik kecerdasan emosional, cara berpikir, nalar dan kemampuan membaca situasi serta kegesitan di dalam mengambil peluang.  Tampaknya orang-orang yang tidak memiliki semua karakteristik kejeniusan berbisnis atau menghadapi hidup tidak mungkin mendapat harta berkelimpahan.  

Alkitab menjelaskan bahwa entah orang itu kaya atau miskin atau biasa-biasa; semuanya dapat memiliki harta sesungguhnya.  Bagaimana cara mendapatkan harta yang sesungguhnya dari Tuhan?  Perbuatan apa yang harus kita pastikan sehingga kita dapat diberkati Tuhan dengan harta yang sesungguhnya?

Konteks dari ayat Alkitab yang Anda baca di atas adalah berbicara seputar penginjilan atau kabar baik.  Yesus sedang memberikan kesempatan setiap orang untuk percaya, diselamatkan dan memperoleh surga bukan menghardik apalagi menakut-nakuti dengan hukuman dan ancaman.  Kabar baik yang Yesus berikan adalah harta sesungguhnya: keselamatan dan hidup yang dipelihara, dituntun dalam keberhasilan versi Pencipta alam semesta.

Kalau kita masih diperbudak oleh pikiran materialistik, maka hanya uang dan harta material yang menjadi segalanya.  Orang-orang yang diikat oleh filsafat materialistik (yang Yesus sebut Mamon) dijebak oleh pemikiran harta sesungguhnya adalah uang dan kekayaan materi.  Mereka ini akhirnya akan mendapatkan kenikmatan sesaat, kemudian perasaan kosong, tidak bermakna dan hidupnya berantakan.  Salomo yang sangat kaya dan memperoleh apa yang dunia sebut segalanya (harta, takhta, istri, kekuasaan dan banyak lagi) membenarkan suatu kenyataan bahwa semua ini adalah seperti usaha menjaring angin (Pengkhotbah 2:4-11).

Ketika Yesus menyampaikan perumpamaan tentang bendahara yang tidak jujur, sebenarnya bukan mengajak pembaca untuk jadi pembohong agar sukses; bukan pula mengajak pembaca cari Tuhan ketika baru dalam keadaan terjepit.  Maksud perumpamaan ini disimpulkan Yesus dalam perikop selanjutnya (Lukas 16:10-13) sebagai sikap hidup tanggung jawab di hadapan Tuhan.

Sikap seseorang bisa 'setia dalam perkara kecil' dan jujur dalam bersikap dimulai dari hati yang mengutamakan Tuhan; mempercayakan hidup ke depan dalam tangan Tuhan; mengabdi hanya kepada Tuhan Yesus dan bukan hal lain apalagi harta dijadikan Tuhan.  Setiap orang butuh uang; butuh harta; butuh hal-hal lain dalam hidup ini dan ini tidak bisa dipungkiri: Penting!  Itulah sebabnya Yesus mengatakan, 'Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu' (Matius 6:33).

Syarat memperoleh harta yang sesungguhnya dari Tuhan dimulai dari sikap hati percaya dan hidup untuk Tuhan; belajar mengikut kehendak Tuhan.  Harta berupa uang; emas; deposito; saham; valuta asing adalah bonus kecil dan bukan harta yang sesungguhnya.  Semakin kita sungguh-sungguh mengikut Tuhan, belajar berjalan bersama Yesus maka kita akan merasakan banyak bonus, ada kalanya: harta kita peroleh hasil dari kerja keras (yang mana kekuatan dan hikmat pun didapat dari Tuhan); ada kalanya bonus itu merasakan sukacita; damai sejahtera; kedamaian/ketenangan jiwa.  Ini semua baru bonus dan bukan harta sesungguhnya.

Merenungkan pengajaran Yesus dalam Injil Lukas 16, kelak setiap orang percaya yang sungguh-sungguh mengikut Yesus akan dipercayakan harta sesungguhnya.  Kita yang ada di dunia saat ini diajak untuk mempersiapkan kekekalan.  Orang yang berpikir panjang akan menaruh investasi dalam banyak hal untuk setahun hingga puluhan tahun bahkan sampai anak cucu bila perlu.  Orang yang bijaksana akan menaruh investasi untuk kekekalan.


Marilah kita mempersiapkan diri menerima harta sesungguhnya dengan mengikuti beberapa aspek berikut ini:
1.      Harta yang sesungguhnya diberikan kepada orang yang men-Tuhankan Yesus Kristus.  Bukan saja percaya tetapi belajar mengikut Dia sampai akhir hidupnya.  Harta sesungguhnya diberikan Tuhan kepada orang yang hatinya untuk Tuhan bukan untuk Mamon.
2.      Harta yang sesungguhnya diberikan kepada orang yang berpikir jauh ke depan dengan cara yang jujur.  Ini adalah suatu sikap dan latihan yang tidak mudah ditengah keadaan yang tidak ideal, namun cara ini adalah paling bijaksana dan tidak kekurangan penyertaan Tuhan.  Sikap ini adalah latihan untuk hal yang Tuhan akan percayakan kepada kita di masa depan.


Anda ingin diberkati Tuhan?  Ikutlah Yesus, bukan dengan cara Anda tetapi cara-Nya Yesus.  Amin.






I never attempt to make money on the stock market. I buy on the assumption that they could close the market the next day and not reopen it for five years.
Warren Buffett


Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp

Saturday, 19 May 2012

BERKEMAH




BERKEMAH


Sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat II Korintus 5:7


Sewaktu Sekolah Dasar, saya pernah mengikuti kegiatan Pramuka.  Salah satu kegiatan di bidang ekstrakurikuler ini adalah berkemah.  Bersama dengan satu tim yang ditunjuk oleh pembina, kami sudah mempersiapkan sejumlah keahlian morse, semaphore, penjelajahan dan setiap materi yang mungkin dilombakan di luar kota. 
Berkemah menghadirkan suasana yang baru dan bersifat petualangan.  Tidur di dalam tenda, beralaskan koran, karung dan tikar adalah alasnya.  Jika malam terasa dingin, jika siang udara terasa panas.  Keadaan bisa menyenangkan, bisa juga tidak menyenangkan, semuanya tergantung cara kita menjalaninya. 
Ada orang yang menyukai kegiatan berkemah karena unsur petualangan, keakraban, dan suasana baru.  Ada juga yang tidak menyukai kegiatan berkemah mungkin karena ketidaknyamanan, banyak kerja keras dan kembali pada kehidupan yang sederhana.
Paulus menyatakan hidup ini seperti berkemah.  Tubuh manusia adalah kemahnya.  Suatu saat kemah itu akan dibongkar, dan setiap orang menuju kekekalan.  Bukan sekedar itu, ada yang namanya penghakiman oleh Allah Yang Maha Kuasa.  Setiap perbuatan sekecil dan sebesar apapun tidak akan luput dari penilaian selama kita 'berkemah'.
Orang yang menjalani hidup imannya dalam Kristus Yesus memperoleh bekal (baca: jaminan) dalam berkemah, yakni: Roh Kudus.  Bekal itu menuntun hidup orang percaya dalam suka, dan khususnya juga dalam duka.  Bekal itu disediakan bagi orang percaya hingga perlombaan usai dan kemah dibongkar.
Tidak setiap orang menyukai Pramuka dan kegiatan berkemah, dengan demikian tidak semua orang mengikuti kegiatan ini.  Selama dikatakan hidup, suka atau tidak suka, setiap manusia harus 'berkemah' di dalam tubuhnya.  Setiap sikap dan perilaku yang tercermin selama berkemah, setiap motivasi dan prestasi menjadi penilaian bagi Pembina Kehidupan ini.
Meskipun ada hal-hal menyenangkan dan tidak menyenangkan di tempat berkemah maupun di rumah, sesungguhnya bagaimanapun juga di rumah Bapa Sorgawi lebih baik dari pada berkemah di dalam tubuh jasmani.  Di rumah Bapa ada sukacita abadi, ada damai sejahtera, ada kasih, ada sumber kehidupan.  Di kemah tubuh manusia sekalipun ada hal-hal yang menyenangkan, tetapi tetaplah disertai dengan tetesan air mata, kesedihan, permasalahan dan beban berat.
Ketika mengingat kemah, ingatlah pengharapan surgawi!  Kemah boleh menyenangkan karena petualangannya, tetapi tujuan akhir dari kemah adalah penilaian dalam berkemah.  Ketika perlombaan sudah ditutup, kemah dibongkar, yang tersisa adalah penilaian bagaimana motivasi, sikap dan perilaku kita selama berkemah.  Dengan suatu harapan kehidupan kekal di surga, upah kasih karunia Tuhan yang berlimpah, dan perjumpaan dengan Tuhan Yesus seharusnya menjadi kerinduan setiap orang percaya.  Marilah menjalani hidup ini seperti yang dikatakan Paulus: 'Sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat'.  Amin.


If you read history you will find that the Christians who did most for the present world were precisely those who thought most of the next. It is since Christians have largely ceased to think of the other world that they have become so ineffective in this.
C. S. Lewis


Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp  

Saturday, 12 May 2012

BELAJAR BERJALAN DENGAN TUHAN





Belajar berjalan dengan tuhan
(Baca: Kejadian 45:1-13)



Anda dirancang lebih dari pada sekedar mengerjakan tugas rutin setiap hari.  Anda dirancang untuk berpetualangan dalam iman kpd Tuhan.  Ini dimulai dari bergerak, lompatan iman dengan berkata, Ya kepada Tuhan yang sungguh-sungguh mengasihimu.
SAY YES TO LORD






Seorang bayi yang baru lahir tidak serta merta langsung bisa berjalan.  Mulanya ia hanya bisa menangis, kemudian sedikit kata-kata, belajar merangkak, belajar berdiri, hingga perlahan-lahan belajar berjalan.
Demikian pula dengan orang Kristen di dalam hidup rohaninya.  Setiap orang yang sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat memasuki dimensi spiritual dalam hidupnya.  Ia ingin dekat dan mencari kehendak Tuhan.  Ia ingin dekat dengan Tuhan.  Ia belajar berdoa, berkomunikasi dengan Bapa, belajar berdiri dengan iman percayanya.  Ia mau belajar berjalan dengan Tuhan.
Ketika Yusuf bertemu dengan saudara-saudaranya di Mesir, rasa harunya tidak tertahankan.  Yusuf menyambut saudara-saudaranya, menyelamatkan keluarga besar Israel dari bencana kelaparan.  Kisah yang indah ini dirajut dari kesulitan-kesulitan yang dialami Yusuf ketika ia belajar berjalan dengan Tuhan.
Penderitaan Yusuf dimulai dengan dikhianati saudara-saudaranya sendiri.  Yusuf dibuang, dikucilkan dan dijadikan budak dengan dijual ke Mesir.  Yusuf difitnah oleh istri Potifar dijebloskan ke penjara.  Meskipun sudah menolong juru minum raja, Yusuf terlupakan sekian lama di dalam penjara.  Singkatnya, penderitaan Yusuf adalah tidak mudah.
Yusuf mau belajar berjalan dengan Tuhan.  Dengan iman, ia percaya Tuhan sanggup menolong hidupnya, masa depannya, dan keluarganya.  Yusuf belajar melihat peristiwa hidupnya dari sudut pandang Tuhan.  Yusuf belajar mengampuni meskipun sulit.  Yusuf belajar tetap mengikut Tuhan.
Setidaknya ada 3 point yang dapat kita pelajari dari kisah Yusuf yang belajar berjalan dengan Tuhan:
  1. Setiap musibah yang kita alami, sanggup Tuhan ubahkan menjadi saluran berkat bagi diri kita sendiri dan orang lain.
  2. Pemulihan luka batin dan dosa yang dibereskan membuat orang percaya mampu melihat karya Allah melewati masa sulit.
  3. Belajar melihat peristiwa sehari-hari dari sudut pandang Tuhan memampukan kita bersikap tepat.

Belajar berjalan dengan Tuhan adalah proses.  Adakalanya orang percaya jatuh bangun ketika berjalan dengan Tuhan.  Adakalanya berdiri dengan iman percaya saja sudah sulit.  Namun, sungguh bukan suatu kesia-siaan belajar berjalan dengan Tuhan.  Penderitaan adalah tetap penderitaan.  Kesulitan adalah tetap kesulitan, tetapi bersama Tuhan ada berkat yang tidak berkesudahan.  Di dalam berjalan bersama Tuhan ada masa depan cerah yang menanti Anda dan saya.  Kiranya Tuhan menolong kita.  Amin.


Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp 

Saturday, 5 May 2012

KEAJAIBAN DARI SEBUAH PENGHARAPAN









KEAJAIBAN DARI SEBUAH PENGHARAPAN
(Baca: Ibrani 11:35-40)
'Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik.' Ibrani 11:39
Bagaimana reaksi Anda jikalau seandainya dituduh melakukan kejahatan dan kemudian dimasukkan ke dalam penjara lebih dari 10 tahun?  Inilah yang dialami oleh David Shepard di tahun 80-an.  Ia tidak pernah melakukan tindak kejahatan yang dituduhkan oleh hakim dan penyidik.  Sore itu'ketika hendak pulang kerja'Shepard tidak menyangka diminta ke kantor Polisi dan semua masa depannya direnggut dalam tuduhan merampok dan memperkosa seorang wanita.  Hukuman harus dijalani dengan dakwaan dan bukti yang ada pada waktu itu.  Shepard sangat sedih dan kecewa, tetapi dia tidak berputus asa.  Ia yakin suatu saat kebenaran akan disingkapkan.  Ada sebuah pengharapan selama menjalani masa di penjara.
Tahun 90-an pemerintah Amerika Serikat mengadakan sejumlah uji ulang kasus kriminal dengan menggunakan tes DNA.  Akhirnya ditemukan bahwa bukan Shepard yang melakukan tindak kejahatan.  Pengadilan memutuskan ia dibebaskan dan diberikan ganti rugi ratusan ribu dollar Amerika Serikat.  Pengharapan pada kebenaran pada akhirnya terwujud bagi seorang bernama Shepard.
Pengharapan memang memberikan kekuatan bagi yang lemah untuk bertahan bahkan berjuang hingga akhir, namun tidaklah menjamin dengan adanya suatu pengharapan seseorang akan mendapatkan apa yang diinginkan.  Kebenaran memang pada akhirnya akan disingkapkan, tetapi tidak diketahui dengan pasti mengenai waktu dan saatnya.
Ini jugalah yang dialami oleh banyak orang beriman di dalam Kristus.  Karena pengharapan, mereka hidup dengan cara dan prinsip yang berbeda pada umumnya.  Mereka meyakini janji Tuhan dan menaruh sepenuhnya kepercayaan pada Kristus.  Sebagian mereka mendapatkan apa yang diinginkan berdasarkan iman.  Ada yang selamat karena beriman, ada yang memperoleh wilayah kekuasaan/kota karena iman, ada yang memiliki anak karena iman, dan ada juga yang memenangkan pertempuran karena iman. 
Sebagian dari mereka harus mengalami kerugian besar karena iman, sebagian lain disiksa dan dianiaya karena iman, sebagian lagi dibunuh dengan cara yang sangat mengerikan karena iman.  Mereka yang lemah menjadi kuat karena pengharapan.  Pengharapan ini bertumbuh dari iman yang mempercayai Allah secara total.  Sekalipun mereka belum melihat janji Tuhan, namun mereka melihatnya dengan iman.
Pengharapan yang bertumpu dari mempercayakan diri sepenuhnya kepada Kristus memang ajaib.  Pengharapan itu memang tidak selalu menghasilkan apa yang kita mau pada waktu kita, tetapi pengharapan itu selalu memberikan kekuatan bagi yang lemah, memberikan semangat bagi yang lesuh dan mengarahkan orang percaya pada jalur yang tepat.  Nikmati keajaiban dari sebuah pengharapan, pengharapan kepada Tuhan Yesus Kristus.  Amin.

Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp