Latest News

Saturday, 29 October 2011

APKAH ANDA AKAN BERDIAM DIRI




APAKAH ANDA AKAN BERDIAM DIRI DAN MENJADI KORBAN SAKIT DUNIA INI?
 
Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. 
Matius 24:12


Pertengahan Oktober 2011, orang-orang di Tiongkok digemparkan dengan sebuah peristiwa anak kecil yang bernama Yue yue ditabrak mobil.  Yang mengerikan dari peristiwa ini adalah tidak berhenti ditabrak, tetapi tergilas dua kali oleh dua mobil. 
Lebih mengerikan lagi adalah peristiwa selanjutnya setelah anak kecil umur 2 tahun ini terkapar dengan berdarah dan tidak berdaya; orang-orang yang lalu lalang di sana tidak tergerak sama sekali untuk menolong, mereka lewat begitu saja seolah-olah tidak terjadi apa-apa.  Baik pengendara mobil yang menabrak; orang-orang sekitar yang lewat di pinggir jalan hanya lihat dan melanjutkan perjalanan.
 Apa yang terjadi dengan generasi ini?  Kurang lebih inilah yang dikutip, dikomentari dan dipertanyakan oleh banyak orang-orang di Tiongkok sendiri.  Ada apa dengan orang-orang di masyarakat sekarang ini?  Mengapa mereka begitu sakit hingga tidak punya hati nurani dan tergerak untuk menolong?
Keadaan anak-anak yang ditelantarkan pada jaman ini sangat banyak, menurut laporan UNICEF tahun 2008 terdapat setidaknya 91 juta anak kelaparan; lebih dari 1 Miliar anak hidup dalam kemiskinan; bahkan di Inodnesia tercatat 5.300.000 anak yatim piatu.  Bukan hanya anak-anak yang miskin terlantar tetapi juga anak-anak dari orang kaya dan berkecukupan sering kali ditelantarkan oleh orang tuanya yang sibuk bekerja.  Anak-anak seperti ini walaupun hidup layak secara perekonomian tetapi juga terlantar secara kejiwaan.
Ada apa dengan keadaan generasi masa kini?  Inilah keadaan yang sebenarnya sudah dinubuatkan oleh Yesus Kristus lebih dua ribu tahun yang lalu.  Tuhan Yesus semasa di bumi menyatakan bahwa pada akhir jaman dunia ini tidak semakin baik tetapi semakin berantakan; semakin banyak musibah; semakin banyak kejahatan dan kasih kebanyakan orang akhirnya menjadi dingin.  Diikuti dengan penganiayaan orang percaya; munculnya banyak ajaran sesat dan peristiwa maupun orang-orang yang mengaku sebagai mesias padahal palsu sudah terjadi dan akan terus terjadi.
Keadaan akhir jaman ini sebenarnya diungkapkan Yesus Kristus sebagai pengingat bahwa kita tidak boleh berdiam diri.  Kita dipanggil untuk siap sedia akan hari kiamat, akan kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang kedua di dunia ini.  Setiap orang harus siap sedia memastikan bahwa ia percaya dan mengundang Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya (Roma 10:9-10).  Setiap orang percaya dipanggil untuk melakukan bagian, talenta, keunikan dan kesempatannya untuk Tuhan (Matius 28:19-20).
Yue yue adalah korban dari penelantaran atas kemiskinan sehingga anak 2 tahun ini berkeliaran di jalan dan ditabrak kendaraan hingga pada akhirnya tewas.  Peristiwa yang dialami Yue yue adalah gambaran keadaan masyarakat yang dingin, kehilangan kasih, takut disalahkan dan akhirnya tidak berani (atau sengaja tidak mau) untuk menolong orang lain. 
Hari-hari ini sedang trend pendidikan Kristen yang mengedepankan anak-anak usia 4-14tahun untuk digarap secara serius dan berbagai bidang (holistik), mulai dari kerohanian: pengenalan akan Tuhan Yesus sebagai Juruselamat; aspek pendidikan; kesehatan fisik dan mental; aspek peningkatan kesejahteraan ekonomi; aspek relasi (sedia waktu yang berarti untuk anak); tantangan sosial; dan aspek regenerasi pelayanan sejak dini.
Hari ini, setiap kita dipanggil untuk perduli dan tidak berdiam diri.  Setiap kita dipanggil Tuhan untuk menjadi baik bukan durhaka; mengasihi dan bukan membenci; perduli dan bukan apatis.  Memang tidak mudah melakukan hal ini ditengah-tengah dunia yang tidak ideal, kejam dan buas; tetapi kita bisa selamat, memberi sumbangsih dan peran yang benar apabila kita menerima dan mengalami kasih Tuhan Yesus Kristus terlebih dahulu sebelum kita mengasihi orang lain.  Sebab kasihnya manusia terbatas dan kerapkali penuh syarat dan cari keuntungan pribadi; tetapi kasih yang dari pada Tuhan Yesus Kristus memampukan dan mendorong kita untuk mengasihi sebagaimana Tuhan sudah mengasihi kita.  Mari kita tidak jadi korban atas penyakit tidak perduli, kasih yang dingin dan kejahatan yang licik; tetapi mengambil bagian dalam pekerjaan Tuhan sesuai panggilan dan talenta yang Tuhan berikan.  Waktunya sudah dekat, 'Pergilah jadikanlah semua bangsa muridKU.'

Source : jeffrysudirgo-blogspot.jp 

Thursday, 20 October 2011

SCHIZOPHRENIA



SCHIZOPHRENIA

Tetapi setelah lewat waktu yang ditentukan, aku, Nebukadnezar, menengadah ke langit, dan akal budiku kembali lagi kepadaku. Lalu aku memuji Yang Mahatinggi
Daniel 4:34

Scizophrenia menurut kamus Oxford adalah sebutan untuk orang yang menderita gangguan mental dalam jangka waktu cukup panjang  yang  melibatkan gangguan dalam kaitan antara pikiran, emosi dan tingkah laku sehingga orang tersebut salah persepsi, bersikap dan berperasaan tidak proporsional serta undur dari kenyataan kepada fantasi/delusi.
Dalam kitab Daniel pasal 3-4 dijelaskan bagaimana keadaan raja Babel ini yang sangat congkak akan kehebatan dirinya.  Nebukadnezar merasa dirinya adalah tuhan dan wajib disembah seperti layaknya dewa-dewa lain di wilayah timur tengah.  Ia berdelusi bahwa dirinya adalah Tuhan (3:1-7; 4:30).  Hal ini berlangsung lebih setahun (4:29), bahkan ia mengalami gangguan 7 tahun (4:32).
Peristiwa pertama adalah perintah raja yang mewajibkan semua orang di wilayah kekuasaan Babel harus menyembah patung emas yang sangat besar.  Barang siapa tidak menyembah akan dihukum mati.  Hampir saja, orang-orang Yahudi dihukum mati karena hanya menyembah Tuhan, tetapi Tuhan membebaskan Sadrakh, Mesakh, Abednego yang setia. 
Peristiwa kedua adalah tafsiran mimpi raja Nebukadnezar oleh Daniel yang menjelaskan kecongkakan raja akan dihukum Tuhan, sampai Nebukadnezar sadar bahwa Tuhanlah yang empunya kuasa atas hidup manusia.
Setahun berjalan, raja Nebukadnezar berada dalam keadaan ide berlebihan yang menetap (4:30).  Setelah itu, arus pikirannya terputus/ inkoherensi dengan manusia pada umumnya.  Terjadi gangguan mental yang disebut disorganized speech, disorganized behavior.  Dikatakan keadaanya seperti lembu dan makan rumput, seperti burung rajawali yang kukunya panjang (4:33).    Tujuh tahun telah lewat, ketika akhirnya raja Nebukadnezar berlutut dan mengaku Tuhan raja Sorga, barulah ia disembuhkan (4:25, 34). 
Apakah Nebukadnezar terkena Scizophrenia? Banyak hal yang dapat diperdebatkan dan didiskusikan.  Bisa jadi selama sekian tahun, para ahli kedokteran Babel berusaha memberi berbagai macam obat, terapi dan mengadakan riset rahasia tingkat tinggi.  Kenyataannya, apa yang dilakukan manusia sangat terbatas.  Tanpa melibatkan Tuhan sebagai Sang Tabib, maka tidak akan ada jalan keluar yang memulihkan secara total.
Ilmu kedokteran sangat penting, ilmu psikologi sangat bermanfaat sebab semua kebenaran adalah kebenaran Tuhan.  Namun jikalau manusia meninggalkan Tuhan sebagai pertimbangan dan prioritas utama, maka manusia hanya akan menemukan keterbatasannya.  Marilah kita meminta pertolongan Tuhan atas setiap segala masalah, entah itu sakit penyakit, stress, gangguan jiwa atau apapun namanya.  Biarlah Kristus menjadi pertimbangan utama hidup kita!  Amin.

Source : jeffrysudirgo-blogspot.jp 

Sunday, 16 October 2011

SATU LAGI PERBUATAN BAIK HARI INI


Satu Lagi Perbuatan Baik Hari Ini

Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya."
Matius 10:42
Pernakah Anda memperhatikan sebuah keping mata uang?  Ada berapa sisi keping itu?  Ya, dua sisi keping di setiap logam mata uang di negara manapun.  Kehidupan diumpamakan dengan sebuah mata uang dengan dua sisi.  Sisi yang satu dengan sisi yang lain tampak berkontradiksi padahal adalah paradoksi.
Yesus memberikan gambaran yang jelas mengenai keberadaan-Nya di dunia ini.  Ia membawa misi dari Allah Bapa untuk menyatakan keselamatan dari Tuhan, pemulihan manusia yang dirusak dosa, sekaligus menyatakan pemisahan dan hukuman bagi pendosa yang tidak bertobat.
Satu sisi, nampaknya kehadiran Yesus yang menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang lumpuh, menghidupkan orang mati, bahkan mengusir roh jahat yang merasuk manusia.  Sisi lain, Yesus dengan jelas menyatakan kehadiran-Nya seperti membawa pedang penghakiman (Mat.10:34-41).
Seperti sekeping logam dengan dua sisi, kehidupan tidak dapat dijalani tanpa memahami paradoksi (kelihatan bertolak belakang, tetapi saling melengkapi).  Allah hadir dengan kasih sekaligus tidak meninggalkan keadilan dan penghakiman-Nya.
Demikian pula hukum berkat dan memberkati adalah seperti sekeping logam dengan dua sisi.  Orang yang memperoleh berkat tidak boleh melupakan perbuatan baik menjadi saluran berkat.  Orang yang berbuat baik dengan tulus dan untuk Tuhan akan memperoleh berkat Tuhan.
Hukum tabur tuai juga disinggung oleh Paulus (Galatia 6:7) sebagai hukum Allah yang berlaku adil dan bijaksana.  Tuhan mengetahui isi hati setiap kita dan Tuhan tidak dapat dipermainkan dengan segala topeng kepalsuan manusia, baik itu menutupi setiap perbuatan jahat maupun perbuatan baik yang tidak tulus.
Hari ini, ketika kalimat demi kalimat memberondong dalam tulisan di atas, patutlah kita bertanya pada diri sendiri: Apakah saya mau melakukan perbuatan baik sekali lagi hari ini?  Dengan tulus atau dengan maksud tertentu untuk mencari keuntungan pribadi atau untuk kemuliaan Tuhan?  Kiranya Tuhan yang mengenal isi hati kita bekerja menolong kita untuk memberkati orang lain yang membutuhkan.  Amin.  
Source : jeffrysudirgo-blogspot.jp



Monday, 10 October 2011

TAMAR: KORBAN PASANGAN HIDUP YANG SALAH

TAMAR:
KORBAN PASANGAN HIDUP YANG SALAH


(Baca: Kejadian 38)

'Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya.  Sbab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimankah terang dapat bersatu dengan gelap?' II Korintus 6:14




Tidak ada yang lebih menyakitkan bagi seorang istri ketika mendapatkan pasangan hidup yang salah.  Kisah ini dialami oleh seorang wanita bernama Tamar.  Bagaimana tidak, suami Tamar (bernama: Er) adalah seorang yang jahat di mata Tuhan.  Bisa dibayangkan kesehariannya, sejak Tamar dikawinkan dengan Er ada banyak hal menyesakan yang harus dipendam oleh Tamar.  Er begitu egois dan kurang memperhatikan orang lain.  Hati yang tidak takut akan Tuhan adalah gambaran dari keluarga yang tidak bahagia karena hidup di dalam dosa.
Entah mengapa penulis kitab Kejadian memasukkan kisah ini di tengah-tengah kisah kehidupan Yusuf.  Yang pasti ada kekontrasan hidup antara anak-anak Yakub satu dengan yang lain.  Yusuf, memiliki karakter takut akan Tuhan, berintegritas dan berjuang menjauhi nafsu duniawi.  Sementara Yehuda'hampir mirip dengan kehidupan Esau'lebih memilih keinginan mata dan nafsu dalam mencari pasangan hidupnya. 
Tamar adalah menantu Yehuda.  Anak-anak Yehuda adalah Er, Onan dan Syua.  Mereka rupanya tidak dibesarkan di dalam takut akan Tuhan alias hidup secara kafir.  Bisa jadi Yehuda begitu sibuk mencari uang pagi hingga malam, dan anak-anak mereka bertumbuh dalam pengaruh kehidupan yang sekuler.
Er mati dihukum Tuhan karena kejahatannya dan tidak meninggalkan seorang anak dari Tamar.  Onan pun adiknya mati setelah tidak lama dikawinkan dengan Tamar oleh Yehuda.   Ini juga karena kejahatan Onan di mata Tuhan.  Sebenarnya ada ketakukan dari Yehuda bahwa ada yang tidak beres dari tubuh Tamar.  Mungkin terkutuk.
Bukankah ini juga menjadi banyak pergumulan pasutri di jaman ini.  Ketika Istri tidak juga mengandung, maka seringkali istrilah yang disalahkan karena mandul.  Jarang diperiksa bahwa ada kemungkinan suami yang mandul.  Tamar sudah kawin dengan Er dan Onan, namun tidak mengandung.  Padahal sesungguhnya merekalah yang mandul.
Kehidupan Tamar adalah pelajaran bagi semua wanita yang hendak dan berencana untuk membentuk suatu keluarga.  Tidak menjamin bila pasangan sudah satu gereja atau satu agama hidup rumah tangganya  pasti akan berhasil.  Tidak menjamin calon pasangan yang aktif di gereja dan menjadi kepengurusan suatu pelayanan/komisi/bidang/departemen, pasti  adalah pasangan hidup seiman dan takut akan Tuhan.  Haruslah banyak dilihat dalam kehidupan keseharian dan digumulkan bersama dengan Tuhan.
Tamar menikahi orang yang salah, di keluarga yang tidak tepat dan harus menanggung kerugian dalam hidupnya.  Boleh dikatakan mertuanya adalah Kristen KTP, suaminya juga bahkan jahat di mata Tuhan.  Jadi, bagaimana?
Mulailah dengan diri kita sendiri, keluarga kita.  Akarnya adalah hidup di dalam Tuhan atau hidup menuruti keinginan daging.  Jika keluarga tidak di bawah pada persekutuan dengan Tuhan, jika anak-anak tidak di bawa pada hidup takut akan Tuhan, maka kehidupan dapat dipastikan lebih sengsara dan menyakitkan. 
Lanjutkan dengan memilih pasangan hidup yang takut akan Tuhan, ini adalah permulaan hidup rumah tangga yang baik.  Sediakan waktu untuk berdoa dan membaca buku-buku rohani seputar keluarga Kristen oleh para pakar psikologi Kristen.  Berkonsultasilah dengan pendeta/rohaniwan yang Anda percayai, ambil waktu untuk diskusi dengan calon pasangan Anda tentang nilai dan prinsip-prinsip hidup.  Doa saya, Anda yang akan menikah atau memilih pacar, dapat menemukan pasangan hidup yang tepat di dalam Tuhan.  Selamat melanjutkan hidup!

Source : jeffrysudirgo-blogspot.jp 

Monday, 3 October 2011

LEBIH BAIK MATI DI TANGAN TUHAN DARI PADA..


LEBIH BAIK MATI DI TANGAN TUHAN
DARI PADA HIDUP DALAM PELUKAN IBLIS

Lalu berkatalah Daud kepada Gad: "Sangat susah hatiku, biarlah kiranya aku jatuh ke dalam tangan TUHAN, sebab sangat besar kasih sayang-Nya; tetapi janganlah aku jatuh ke dalam tangan manusia."  
I Tawarikh 21:13




Jikalau Anda melakukan kesalahan dan harus menanggung hukuman, manakah yang Anda pilih: 3 tahun hidup kelaparan, 3 bulan dikejar-kejar musuh atau 3 hari mengalami sakit?  Mungkin kita cenderung memilih yang paling cepat dan paling ringan: 3 hari sakit.
Inilah yang terjadi pada bangsa Israel selama 3 hari terkena wabah penyakit sampar.  Peristiwanya dimulai dari penghitungan jumlah Israel.  Sensus penduduk pada dasarnya tidaklah jahat, tetapi dibalik dari niat Daud menghitung jumlah kebesarannyalah yang membuat kekejian di mata Tuhan.
Penulis kitab Tawarikh menyebutkan tindakan Daud diprovokasi oleh Iblis.  Penulis kitab II Samuel menyebutkan tindakan Daud adalah bagian dari ijin Tuhan karena sikap Israel yang keji dihadapan Tuhan.  Entah apa yang terjadi sesungguhnya, namun dari kedua kitab ini dapatlah diketahui bahwa baik bangsa Israel maupun Daud melakukan dosa di hadapan Tuhan.  Ini perihal motivasi dari hati yang di dalam.
Pengakuan dosa oleh Daud (I Taw.21:8), telah membuat Tuhan memberikan pilihan untuk memperoleh hukuman yang setimpal dengan kesalahan dan dosa Daud serta Israel.  Bisa jadi jikalau Daud memungkiri dosanya, Tuhan langsung menghukum dengan keras tanpa adanya pilihan hukuman.
Singkatnya, Daud merasa bertanggung jawab atas bencana penyakit sampar.  Ia bersedia menanggung hukuman atas dosanya.  Ia tidak menyalahkan dan mengambinghitamkan orang lain.  Bahkan Daud memilih lebih baik dihukum, bila perlu mati di tangan Tuhan dari pada hidup dalam pelukan Iblis.
Sekarang ini banyak orang yang mengaku Kristen tetapi sengaja mengeraskan hati atas dosa-dosa yang dilakukannya.  Bukannya mengakui di hadapan Tuhan dan bertobat tetapi merasa diri benar dan jika hidup sulit, menyalahkan Tuhan dan orang-orang gereja.
Marilah kita mengevaluasi hidup kita: Adakah dosa-dosa yang kita perbuat dan belum membereskannya di hadapan Tuhan?  Sudahkan kita mengakui dosa-dosa itu dihadapan Tuhan dan bertobat?  Mungkin dosa itu tidak kelihatan karena orang lain tidak tahu.  Mungkin pula dosa percabulan, gambar porno, hati yang meremehkan dan motivasi yang digerakkan oleh Iblis, dan celakanya jikalau kita justru menurutinya.  Bukankah ini ujungnya menuju maut yang ngeri?!  Lebih baik dipulihkan dan diajar Tuhan dari pada dibuai Iblis.  Lebih baik mati di tangan Tuhan dari pada hidup di dalam pelukan Iblis.

Source : jeffrysudirgo-blogspot.jp